Sunday, July 22, 2012

Rumah Tempe Indonesia (RTI)

Beberapa waktu lalu Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah mengadakan Seminar Tempe Menuju Standardisasi Internasional di Balai Sarbini dan Pameran Produk Tempe di Plaza Semanggi, masih berkaitan dengan tempe, pada hari Rabu lalu, tanggal 6 Juni 2012 di Bogor, diresmikan Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang merupakan bentukan dari Mercy Corps, Primkopti Kab. Bogor dan Forum Tempe Indonesia.

Seperti telah banyak diberitakan, tempe sebagai makanan khas Indonesia telah semakin mendunia dan memiliki tingkat konsumsi tinggi di mancanegara, hal itu menjadi salah satu alas an didirikannya RTI, yaitu untuk menjawab kebutuhan produksi Tempe yang higienis dan ramah lingkungan serta berdaya saing tinggi.

RTI diharapkan dapat berfungsi selain sebagai percontohan rumah produksi tempe juga menjadi tempat belajar bagi para pengrajin tempe. Dalam produksinya RTI yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 50kg per hari telah menggunakan peralatan produksi berbahan stainless steel dengan standar food grade sebagai media mencuci dan merebus kedelai serta papan untuk proses fermentasi tempe. RTI lebih memilih menggunakan gas elpiji untuk mengurangi dampak polusi, elpiji dipilih karena memiliki emisi lebih rendah dari pada kayu bakar yang umumnya digunakan oleh para pengrajin tempe.

Penanganan Limbah oleh RTI memakai teknologi reaktor biogas yang dapat mengubah limbah menjadi sumber energi rumah tangga. Selain itu, para pekerjanya juga mendapatkan pelatihan GHP (Good Hygiene Practice) terkait tempe dan pengolahan yang lebih higienis. Kemajuan-kemajuan ini jka berhasil diadopsi oleh para pengrajin tempe Indonesia dapat menjadikan industri tempe di Indonesia berdaya saing internasional.

Dalam acara Talkshow yang menjadi rangkaian kegiatan Peresmian RTI, disampaikan oleh Dewi Odjar Ratna Komala, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi - BSN bahwa Tempe telah menjadi New Work Item untuk perumusan standar regional Asia sehingga diharapkan standar tempe yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dapat menjadi acuan, minimal untuk Regional Asia. Hal ini menjadi salah satu prestasi tempe sebagai makanan yang telah Go Global.

Kedepannya setelah RTI berjalan, diharapkan dapat menerapkan SNI Tempe, di mana di dalamnya telah diatur bagaimana produk Tempe yang aman dikonsumsi setelah melalui berbagai macam uji laboratorium. Dengan adanya tanda SNI, akan menjamin bahwa tempe tersebut aman untuk dikonsumsi.

Pada diskusi Taklshow tersebut diusulkan juga agar ada Hari Tempe Nasional seperti halnya di Jepang, di mana pada satu hari tersebut seluruh masyarakat wajib memakan tempe. Dengan adanya Hari Tempe Nasional, selain dapat menjadi ajang promosi makanan sehat juga dapat mendukung dunia bisnis di bidang tempe

No comments: